Carapuan – Wisata ke Lawang Sewu di Semarang, wisata sejarah di gedung bekas peninggalan Belanda yang megah, dan memiliki banyak pintu.
Bagi kamu yang tinggal di kota Semarang, pastinya sudah tidak asing lagi dengan salah satu obyek wisata di Semarang yang paling terkenal angker ini. Ya, Lawang Sewu adalah sebuah tempat tujuan wisata cukup dikenal angker, banyak kisah-kisah mistis yang menyelimuti salah satu bangunan peninggalan Belanda ini.
Bila berkunjung ke kota Semarang, tidak lengkap rasanya jika tidak mampir ke Lawang Sewu. Karena bangunan bersejarah ini memiliki cerita-cerita dan benda-benda menarik di dalamnya. Selain itu, di lokasi wisata Semarang ini juga terdapat obyek-obyek foto yang bagus.
Sejarah Lawang Sewu
Nama Lawang Sewu sendiri digunakan, karena bangunan ini memiliki banyak sekali pintu, sehingga disebut dengan bangunan seribu pintu. Meskipun beberapa orang yang pernah menghitung jumlah pintu di tempat wisata Semarang ini, mengatakan jumlah pintu di bangunan ini tidak benar-benar persis 1000 pintu. Sampai saat ini pun jumlah pintu yang ada di Lawang Sewu masih menjadi misteri tersendiri.
Gedung tua di Semarang yang berlokasi di Jl. Tugu Muda Sekayu, Semarang Tengah – Kota Semarang ini, memang dikenal angker oleh masyarakat sekitar. Hal ini tidak lepas dari fungsinya yang pada masa penjajahan dahulu, juga digunakan sebagai penjara dan tempat penyiksaan orang-orang pribumi.
Meskipun pada masa kolonial Belanda, gedung bersejarah ini digunakan sebagai kantor jawatan kereta api Belanda. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa pada masa kolonial Belanda jalur-jalur kereta api di Jawa Tengah mulai dibangun. Hal ini ditujukan untuk memudahkan mobilisasi mereka pada masa itu, dalam mengirimkan hasil bumi di wilayah Jawa Tengah.
Lawang Sewu sendiri mulai dibangun pada tahun 1904 dan selesai dikerjakan pada tahun 1919. Kemudian gedung ini digunakan sebagai kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij, yakni perusahaan kereta api Hindia Belanda pada masa itu.
Wisata Lawang Sewu di Semarang
Tapi saat ini gedung Lawang Sewu di kelola oleh PT Kereta Api Indonesia, dan untuk sementara ini masih difungsikan sebagai museum kereta api. Oleh sebab itulah, ketika kita berkunjung ke tempat wisata di Semarang ini, kita akan menemukan berbagai benda yang berhubungan dengan perkeretaapian.
Seperti lokomotif tua yang dahulu digunakan untuk menarik gerbong kereta. Dimana lokomotif uap tersebut masih menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakarnya. Ada juga berbagai macam sparepart kereta api yang dipajang di museum tersebut. Ada juga sebuah miniatur bangunan komplek Lawang Sewu yang bisa kita lihat, di salah satu ruangan di gedung tersebut.
Di Lawang Sewu juga terdapat sebuah ruangan bawah tanah, yang pada masa penjajahan Jepang digunakan sebagai penjara. Ruangan bawah tanah inilah yang menjadi tempat paling angker dan menyeramkan di Lawang Sewu. Tapi hampir di setiap sudut bangunan tua ini, memang kerap kali ditemukan berbagai macam hal mistis.
Sedangkan di bagian atap bangunan tua di Semarang ini, juga terdapat sebuah ruangan yang sangat besar. Pada masa kolonial Belanda, kabarnya ruangan tersebut digunakan untuk pesta jika ada acara-acara perayaan tertentu.
Penjara Berdiri dan Penjara Jongkok Lawang Sewu
Wisata malam di Lawang Sewu memang cukup menegangkan, dimana kita bisa merasakan aura mistis pada bangunan tua itu ketika malam hari. Namun sayangnya tempat wisata Semarang ini hanya di buka sampai jam 9 malam saja, karena pihak pengelola juga tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh wisatawan. Mengingat Lawang Sewu memang terkenal sebagai tempat wisata angker di Semarang.
Beberapa tahun lalu ruang bawah tanah di Lawang Sewu sempat dibuka untuk umum, dan wisatawan dapat mengelilingi lorong demi lorong yang ada di bawah bangunan tua tersebut. Di dalam ruangan bawah tanah itu, kita bisa melihat banyak sekali ruangan sempit yang dahulu digunakan sebagai penjara, bagi orang-orang pribumi pada masa penjajahan Jepang.
Penjara di dalamnya juga beragam bentuknya, ada penjara berdiri berukuran setengah meter kali setengah meter. Para tawanan dari pihak pribumi dimasukan ke dalam penjara tersebut dengan sangat keji. Mereka dibiarkan berdesakan dalam penjara sempit itu, dengan jumlah tawanan hingga 6 orang dalam satu sel. Para tahanan tidak diberikan makan maupun minum, dan dibiarkan meninggal di dalam sel yang sangat sempit itu.
Ada pula penjara jongkok dimana para tahanan yang dimasukan ke dalam penjara itu harus dalam posisi jongkok. Sama seperti penjara berdiri, penjara jongkok juga dijejali tahanan hingga 6 orang, padahal ruangan sel juga sangat sempit seperti penjara berdiri.
Menurut keterangan pemandu wisata di ruang bawah tanah Lawang Sewu, apa bila ada tahanan yang meninggal dunia, maka mayat tahanan tersebut akan langsung dibuang ke sungai yang berada di samping gedung Lawang Sewu. Tidak mengherankan jika bangunan tua peninggalan Belanda ini sangat kental dengan aura mistis. Karena pernah banyak terjadi pembantaian yang dilakukan di sana, pada masa penjajahan Jepang.
Berbeda dengan masa pemerintahan Hindia Belanda, ruang bawah tanah yang ada di bawah bangunan Lawang Sewu, digunakan sebagai pendingin ruangan di atasnya. Jadi ruangan bawah tanah tersebut akan diisi air, agar udara dingin yang dihasilkan air di bawahnya, dapat menyejukan ruangan yang ada di atasnya. Maka jangan heran ketika kamu masuk ke ruang bawah tanah Lawang Sewu, maka kamu akan dipinjamkan sepatu boot. Karena ruangan itu memang digenangi air sekitar 15-20 centimeter.
Tapi menurut berita yang beredar, saat ini ruangan bawah tanah di Lawang Sewu sudah ditutup untuk umum. Karena pengelola tidak ingin terjadi hal buruk pada wisatawan, jadi hanya pengelola saja yang diperbolehkan masuk ke ruang bawah tanah Lawang Sewu.
Misteri Seputar Lawang Sewu
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, meskipun bangunan ini disebut dengan bangunan seribu pintu, tapi sebutan itu hanya berupa kiasan saja. Sedangkan berdasarkan data fakta di lapangan, jumlah pintu yang ada di Lawang Sewu berjumlah 429 buah pintu, dengan lebih dari 1200 daun pintu. Namun karena jumlah pintunya yang sangat banyak, maka masyarakat setempat kerap menyebutnya dengan istilah Lawang Sewu atau seribu pintu.
Dari segi sejarah, gedung peninggalan Belanda ini memang banyak menjadi saksi bisu sejarah kemerdekaan Indonesia. Salah satunya adalah, ketika terjadi pertempuran lima hari di Semarang, dimana rakyat Indonesia melawan tentara Jepang dari kesatuan Kidobutai. Seperti namanya, pertempuran anatara rakyat Indonesia dengan tentara Jepang ini berlangsung selama 5 hari, yakni dari tanggal 15 Oktober sampai 19 Oktober 1945.
Misteri lain yang terdapat di Lawang Sewu ini, juga ada yang berkaitan dengan hal mistis. Karena cukup banyak pengunjung yang merasakan hadirnya mahluk astral, yang bersemayam di bangunan peninggalan Belanda tersebut. Tidak sedikit juga wisatawan yang diganggu oleh mahluk dunia lain di lokasi wisata itu. Bahkan ada juga wisatawan yang sampai di rasuki oleh mahluk halus di sana.
Kisah-kisah mistis yang ada di Lawang Sewu memang sangat terkenal, bahkan sempat ada stasiun televisi yang meliput tentang angkernya Lawang Sewu. Hingga saat ini kesan mistis pada bangunan bersejarah itu, masih melekat dengan sangat kuat.
Secara arsitektur, bentuk bangunan Lawang Sewu di Semarang memang sudah banyak dilakukan renovasi. Karena beberapa bagian bangunan memang sudah terlalu lapuk dan harus diremajakan kembali. Jika tidak, reruntuhan bangunan peninggalan masa kolonial Belanda ini, dapat membahayakan keselamatan wisatawan.
Untuk itulah pihak pengelola yakni PT Kereta Api Indonesia, memanfaatkan biaya tiket masuk yang dibayarkan oleh wisatawan, untuk membantu melakukan pemugaran bangunan Lawang Sewu. Agar wisatawan yang datang bisa merasa aman dan nyaman. Selain itu, wisatawan juga tetap bisa menikmati keindahan gaya arsitektur Belanda zaman dulu, yang melekat pada bangunan Lawang Sewu yang angker ini.
Setelah sempat terbengkalai beberapa tahun, kemudian bangunan bersejarah ini mengalami pemugaran secara bertahap. Pada tahun 2011 pemugaran pun telah diselesaikan, dan dibuka kembali untuk umum sejak tanggal 5 Juli 2011. Dimana peresmian Lawang Sewu di pada saat itu dilakukan oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Harga Tiket Masuk Lawang Sewu
Meskipun agak menyeramkan, tapi berwisata di Lawang Sewu tetaplah menyenangkan. Karena kita bisa mempelajari sejarah perkeretaapian di Indonesia. Jadi bagi kamu yang dalam waktu dekat memiliki rencana untuk liburan di Semarang, tidak ada salahnya untuk mampir ke Lawang Sewu yang berlokasi dekat Tugu Muda Kota Semarang.
Harga tiket masuk Lawang Sewu cukup murah, yakni Rp.10,000 untuk dewasa, serta Rp.5,000 untuk anak-anak dan pelajar. Jika kita ingin menyewa jasa pemandu wisata, kita bisa menambahkan biaya sekitar Rp.30,000 sampai Rp.50,000. Nantinya pemandu wisata akan mengajak kita mengelilingi setiap sudut bangunan Lawang Sewu, dan menjelaskan beberapa sejarah yang ada di tempat tujuan wisata di Semarang tersebut.
Sebagai informasi tambahan, Lawang Sewu dibuka untuk umum setiap hari, termasuk hari libur. Jam operasionalnya sendiri dimulai dari pukul 7 pagi, sampai dengan pukul 9 malam. Tapi bagi kamu yang ingin merasakan suasana malam di Lawang sewu, bisa datang berkunjung sekitar pukul 7 malam. Karena jika sudah masuk pukul 8 malam, biasanya loket pembelian tiket sudah di tutup.